Alangkah indah dan bahagianya menjadi insan Tuhan yang hidup didunia ini apabila ia banyak mempunyai sahabat sejati didalam menempuh perjalanan hidup yang relatif singkat ini. Sahabat sejati sebagai tempat bersandar, berbagi rasa dan pengalaman baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.
Namun, sayangnya zaman yang kita banggakan sebagai zaman modern, era demokrasi dan penegakan hak asasi manusia, semakin mengancam hubungan interaksi, relasi yang baik sebagai teman antara pribadi dengan pribadi, antara kelompok besar maupun kelompok kecil.
Latar belakang yang menggerakkan renggangnya hubungan manusia itu adalah manusia itu sendiri. Tumbuhnya modernisme dan industrialisme cenderung menyeret kita masuk kepola hidup materialistis dan hedonisme. Akibatnya tidak perduli lagi kepada teman, keluarga, alam fauna maupun flora. Pikiran hanya dipengaruhi oleh harta kekayaan, kesenangan kekuasaan dan nafsu seks.
Tulisan ini mengajak teman-teman semua untuk merenungkan bagaimana mengendalikan diri dari segala pengaruh negatif zaman modern ini, agar hidup kita mempunyai arah yang jelas dan pasti sehingga tujuan hidup dapat dicapai dengan tepat atau tidak tersesat dari jalan yang benar.
Manusia dapat berbuat yang paling baik dan paling buruk sekalipun oleh karena itu ”pikiran ” sebagai sumbernya perlu dikendalikan. Pikiran yang dikendalikan dengan baik akan menimbulkanperkataan yang baik dan dari perkataan yang menyenangkan menumbuhkan sikap perbuatan yang baik. Mengingat pikiran manusia itu sangat banyak jumlahnya, lebih banyak dari rumput-rumput yang kita lihat, bahkan jalannya lebih kencang dari mobil formula1.
Mengendalikan pikiran bukan pekerjaan yang mudah karena pikiran sukar digoyahkan an lebih dasyat dari angin topan sekalipun. Karena itu orang yang sadar dan bijaksana harus berusaha mengemudikan indera-indera nya yang tengah berkeliaran ditengah-tengah benda-benda duniawi yang gemerlapan.
Ketergantungan seseorang terhadap materi dunia akan berlangsung terus sepanjang manusia hidup, ibarat seperti perahu yang berlayar menuju pantai, sangat memerlukan angin dan air ( umpamanya materi dunia ), namun jangan sampai diombang-ambingkan dan ditenggelamkan oleh angin dan air itu sendiri.
Namun, sayangnya zaman yang kita banggakan sebagai zaman modern, era demokrasi dan penegakan hak asasi manusia, semakin mengancam hubungan interaksi, relasi yang baik sebagai teman antara pribadi dengan pribadi, antara kelompok besar maupun kelompok kecil.
Latar belakang yang menggerakkan renggangnya hubungan manusia itu adalah manusia itu sendiri. Tumbuhnya modernisme dan industrialisme cenderung menyeret kita masuk kepola hidup materialistis dan hedonisme. Akibatnya tidak perduli lagi kepada teman, keluarga, alam fauna maupun flora. Pikiran hanya dipengaruhi oleh harta kekayaan, kesenangan kekuasaan dan nafsu seks.
Tulisan ini mengajak teman-teman semua untuk merenungkan bagaimana mengendalikan diri dari segala pengaruh negatif zaman modern ini, agar hidup kita mempunyai arah yang jelas dan pasti sehingga tujuan hidup dapat dicapai dengan tepat atau tidak tersesat dari jalan yang benar.
Manusia dapat berbuat yang paling baik dan paling buruk sekalipun oleh karena itu ”pikiran ” sebagai sumbernya perlu dikendalikan. Pikiran yang dikendalikan dengan baik akan menimbulkanperkataan yang baik dan dari perkataan yang menyenangkan menumbuhkan sikap perbuatan yang baik. Mengingat pikiran manusia itu sangat banyak jumlahnya, lebih banyak dari rumput-rumput yang kita lihat, bahkan jalannya lebih kencang dari mobil formula1.
Mengendalikan pikiran bukan pekerjaan yang mudah karena pikiran sukar digoyahkan an lebih dasyat dari angin topan sekalipun. Karena itu orang yang sadar dan bijaksana harus berusaha mengemudikan indera-indera nya yang tengah berkeliaran ditengah-tengah benda-benda duniawi yang gemerlapan.
Ketergantungan seseorang terhadap materi dunia akan berlangsung terus sepanjang manusia hidup, ibarat seperti perahu yang berlayar menuju pantai, sangat memerlukan angin dan air ( umpamanya materi dunia ), namun jangan sampai diombang-ambingkan dan ditenggelamkan oleh angin dan air itu sendiri.
Cebong Ipiet Said,
self control...itu yg susah...tapi harus...dan bukan hal yang g mungkin
Posted on Sabtu, 13 Desember, 2008
GolSpektakuler Said,
Itulah uniknya manusia mas, manusia bisa lebih jahat dari setan, tapi disisi lain juga bisa lebih baik dari malaikat. Makanya manusia diciptakan sebagai kholifah.
Sumartono
Posted on Minggu, 14 Desember, 2008
GolSpektakuler Said,
Itulah uniknya manusia mas. Bisa lebih jahat dari setan tapi disisi lain juga bisa lebih baik dari malaikat, semua tergantung pada self control-nya. Makanya manusia derajatnya sebagai makhluk yang tertinggi.
Sumartono
Posted on Minggu, 14 Desember, 2008
Anonim Said,
filosofis sekali ya artikelnya...
main2 ke kebun uang saya ya :
http://kebun-uang-ku.blogspot.com/
Posted on Senin, 15 Desember, 2008
Anonim Said,
gimana mau dikendalikan
pikiran ajah ngak punya alias suwung
Posted on Senin, 15 Desember, 2008
Anonim Said,
Plak...!!
Serasa mengena di hati mas...
Thanks, ini memberi pencerahan...
Posted on Selasa, 16 Desember, 2008
Pasang Iklan Baris Said,
Dengan bisa mengendalikan diri maka kita bisa menang terhadap situasi yang sulit.
Posted on Sabtu, 27 Maret, 2010